Minggu, 25 Maret 2012

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Jurusan/Jenjang : PGMI/S1
Semester : 2 (Dua)
Dosen/Asisten :Drs. H. M. Syarifuddin, M.Pd
Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan ringkas dan jelas!
1. Jelaskan secara ringkas dan jelas, apa saja manfaat Mata Kuliah Ilmu Pendidikan bagi mahasiswa dan alasan-alasan apa yang menyebabkan Mata Kuliah Ilmu Pendidikan perlu dipelajari oleh Mahasiswa calon pendidik.
2. Jelaskan istilah-istilah di bawah ini serta berikan contoh:
a. Pendidikan
b. Filsafat dan filsafat pendidikan
c. Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Islam
d. Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam
3. Paradigma pendidikan dalam perspektif Islam menggunakan empat pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Pragmatis (islamisasi pengetahuan)
b. Pendekatan Skriptualis
c. Pendekatan Filosofis
d. Pendekatan Tasawuf
Berikan penjelasan tentang empat pendekatan tersebut dan terangkan implikasi masing-masing pendekatan dalam pengembangan teori pendidikan Islam.
4. Ilmu pendidikan menggunakan pendekatan interdisipliner jelaskan pernyataan tersebut berdasarkan kajian literatur yang Saudara baca!
5. Jelaskan pendapat Saudara tentang landasan pendidikan khususnya yang dingunakan sebagai dasar ilmu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah/SD serta ilmu bantu yang harus dikuasai oleh mahasiswa yang akan mengajar di MI/SD baik perspektif pendidikan secara umum maupun dalam perspektif Islam.
6. Terdapat beberapa istilah guru dalam perspektif Islam, coba Anda jelaskan istilah-istilah tersebut dengan mengacu kepada al-Quran dan al-Hadits!

SELAMAT BEKERJA
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Mata Kuliah : Pengelolaan Pendidikan
Jurusan/Semester/Kelas : PGMI/IV/A dan B
Dosen : Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan ringkas dan jelas!
1. Jelaskan secara komprehensif pengertian Administrasi, pengelolaan/manajemen, dan kepemimpinan serta perbedaan maupun keterkaitan ketiga istilah tersebut menurut para ahli!
2. Pengelolaan pendidikan memiliki kerangka, konsep dasar, tujuan, serta manfaat. Jelaskan keempat hal tersebut berdasarkan pemahaman Anda dari literatur yang Anda baca!
3. Dalam perspektif pengeloaan pendidikan, pendidikan nasional memiliki tata nilai dan sistem, deskripsikan secara ringkas tata nilai dan sistem pendidikan nasional menurut pemahaman Anda serta jelaskan keterkaitannya dengan visi,misi, strategi pendidikan nasional dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan di Indonesia!
4. Jenis perencanaan pendidikan menurut tingkatannya di antaranya adalah: (1) perencanaan strategik (renstra); (2) perencanaan koordinatif; dan (3) perencanaan operasional. Bagaimana implementasi ketiga jenis perencanaan tersebut dalam pendidikan, jelaskan dengan menggunakan contoh!
5. Dalam pengelolaan pendidikan kepala sekolah dan supervisor (pengawas) memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, baik kepala sekolah dan supervisor (pengawas) harus memiliki standar kualifikasi dan standar kompetensi tertentu. Setelah Anda membaca secara lengkap standar kualifikasi dan standar kompetensi kepala sekolah dan supervisor (pengawas) buatlah analisis berdasarkan unsur manajemen (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengawasan) efektivitas standar kualifikasi dan standar kompetensi kepala sekolah dan supervisor (pengawas) dalam praktik pendidikan dan buatlah saran/kritik terhadap standar kualifikasi dan standar kompetensi kepala sekolah dan pengawas.

SELAMAT BEKERJA

Sabtu, 25 Februari 2012

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM

MATA KULIAH :PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
JURUSAN/SEMESTER : PGMI/VII
DOSEN : Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd

1. Terdapat istilah pendidik, pendidikan, dan guru. Jelaskan pendapat saudara tentang pengertian pendidikan, pendidik dan guru!
2. Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi transfer of knowledge atau alih ilmu pengetahuan, tetapi juga berfungsi untuk menanamkan values (nilai) serta character building (membangun karakter) peserta didik secara berkelanjutan. Oleh karena itu guru harus memiliki berb agai kecerdasan. Sebutkan dan jelaskan berbagai kecerdasan yang harus dimiliki guru!
3. Guru adalah profesi yang harus dilakukan oleh orang yang profesional. Sebutkan pengertian profesi dan syarat-syarat profesi serta pengertian profesional dan kompetensi profesional!
4. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi. Jelaskan kualifikasi dan kompetensi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.
5. Guru bertugas sebagai learning agent. Learning Agent atau agen pembelajara. Sebutkan dan jelaskan apa saja peran guru sebagai learning agent

Sabtu, 24 Desember 2011

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 Mata Kuliah : Landasan Pendidikan Jenjang/Program Studi : S.1 /Pendidikan Bahasa Arab Semester : 1 (Satu) Dosen : Prof. Dr. H. Afifuddin, M.M Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd Jawablah Soal-Soal di bawah ini : 1. Jelaskan secara ringkas dan jelas, apa saja manfaat Mata Kuliah Landasan Pendidikan bagi mahasiswa dan alasan-alasan apa yang menyebabkan Mata Kuliah Landasan Pendidikan perlu dipelajari oleh Mahasiswa calon pendidik. 2. Jelaskan hasil analisis Anda tentang pengertian belajar, teori belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, dan teori motivasi dalam pembelajaran. 3. Manajemen mutu pendidikan akan berdampak kepada efisiensi program pendidikan dan meningkatnya kualitas serta produktivitas lembaga. Coba Anda jelaskan apa pengertian manajemen mutu dan jelaskan pula proses manajemen mutu mulai berdasarkan prinsip Total Quality Management (TQM) . 4. Dalam sistem pendidikan Indonesia dikenal lembaga pendidikan umum yaitu SD, SMP, SMA/SMK dan lembaga pendidikan madrasah yaitu MI, MTS, MA/MAK. Jelaskan secara singkat apa perbedaan dan persamaan antara sekolah dan madrasah. Kemudian buatlah analisis sederhana bagaimana pengembangan madrasah yang baik berdasarkan hasil pengamatan Anda. 5. Buatlah contoh inovasi pendidikan di sekolah/madrasah dalam pelaksanaan pendidikan baik sistem, perencanaan, metode, media, dan evaluasi. 6. Guru dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi dan kompetensi. Jelaskan pengertian kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru! 7. Jelaskan secara ringkas pengertian: a. Life skill b. Long lifec education SELAMAT BEKERJA

Kamis, 03 November 2011

ujian tengah semester metris

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Jurusan/Semester : PGMI A,B.C/VII
Dosen : Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Jelaskan mengapa riset digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah?
2. Sain sebagai proses, tahapannya merupakan metode ilmiah; sebutkan secara garis besar!
3. Kemukakan definisi Riset yang meliputi: essensinya, karakteristik pokoknya, dan tujuannya!
4. Kemukakan secara jelas jenis riset didasarkan kepada:
a. Metodenya; b. Fungsinya c. tujuannya
5. Uraikan secara garis besar perbedaan yang paling pokok antara Riset Kuantitatif dengan Kualitatif!
6. Jelaskan secara singkat makna konsep-konsep berikut:
a. Variabel; b. Teori;
c. Sampel d. angket
7. berikan masing-masing satu contoh judul penelitian berdasarkan jenis penelitian di bawah ini kemudian buatlah rumusan masalahnya:
a. eksperimen
b. Penelitian Tindakan Kelas
c. Studi Kasus
d. survai
8. Beri satu contoh (BUKAN DEFINISI!) dari konsep-konsep berikut:
a. Fenomena
b. Variabel
c. Sampel
d. Teknik Pengumpulan Data
9. Di dalam penelitian kualitatif terdapat penelitian interaktif dan non-interaktif, jelaskan perbedaannya keduanya serta jenis-jenis penelitian tersebut

Rabu, 03 Agustus 2011

NILAI DALAM PANDANGAN ISLAM
Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd
Teori nilai di dalam Islam dikenal dengan istilah akhlak yang semakna dengan etika. Perkataan akhlak sendiri berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata “khulukun” ( خلق). Secara etimologi akhlak diartikan sebagai budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.
Walaupun akhlak sering dimaknai dengan etika atau etika Islam, tetapi akhlak memiliki karakteristik yang berbeda dengan etika. Kriteria tersebut adalah seperti tecantum di bawah ini.
(a) Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
(b) Sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah Saw.
(c) Bersifat universal dan konperhensif, dapat diterima oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.
(d) Memiliki ajaran-ajaran yang praktis dan tepat, sesuai dengan fitrah dan akal manusia (manusiawi).
(e) Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar petunjuk Allah menuju kepada keridhoannya.

1. Sistem Nilai Islam
Sistem nilai yang dijadikan kerangka acuan untuk menjadi rujukan cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia adalah nilai yang diajarkan oleh Islam sebagai wahyu Allah SWt. Nilai dan moralitas Islam adalah satu kebulatan nilai yang mengandung aspek normatif (kaidah, pedoman) dan operatif (menjadi landasan amal perbuatan).
Nilai-nilai dalam Islam mengandung dua kategori arti. Pertama, dilihat dari segi normatif yaitu pertimbangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, hak dan batal, diridhai dan dikutuk oleh Allah SWT. Kedua, dilihat dari segi operatif adalah fardhu, sunnat, mubah, makruh, dan haram.
Nilai-nilai yang tercakup di dalam sistem nilai Islam merupakan komponen atau sub sistem dari:
(a) Sistem nilai kultural yang senada dan senafas dengan Islam.
(b) Sistem nilai sosial yang memiliki mekanisme gerak yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
(c) Sistem nilai yang bersifat psikologis dari masing-masing individu yang didorong oleh fungsi-fungsi psikologisnya untuk berprilaku secara terkontrol oleh nilai yang menjadi sumber rujukannya, yaitu Islam.
(d) Sistem nilai tingkah laku dari makhluk (manusia) yang mengandung inter-relasi dengan lainnya. Tingkah laku ini timbul karena adanya tuntutan dari kebutuhan mempertahankan hidup yang banyak diwarnai oleh nilai-nilai motivatif dalam pribadinya (Arifin, 1994: 141).

2. Peranan Aql, Nafs, dan Qolb
Berbicara tentang akhlak, tidak bisa dilepaskan dari permasalahan akal, nafs, dan qolbu. Ketiga hal tersebut adalah perangkat yang membentuk perangai atau tabiat manusia. Walaupun demikian Abdul fattah Jalal (1988), tidak sepakat dengan aql, nafs, dan qolb, tetapi perangkat tabiat manusia menurutnya adalah jism (tubuh), aql, qolb, dan ruh.
Chittick (2001: 56), menggambarkan keterkaitan antara nafs, hati, akal, dan ruh yang memperlihatkan bahwa masing-masing istilah dalam penerapannya seringkali jumbuh, dan menunjuk kepada keserbaragaman tingkat realitas.
Kita, barangkali dapat mengatakan bahwa ruh memiliki wilayah yang paling luas mencakup keseluruhan realitas dalam (bathin) manusia; “akal” berada di bawah pemahaman ruh; dan kata “hati” menggarisbawahi kesadaran (yang bersumber dari ruh), khususnya kesadaran Tuhan. Sedangkan kata “nafs” menyeret jauh dari cahaya kesadaran ruh yang berasal dari perintah Tuhan (pengetahuan dan kesadaran). Seperti halnya jasad, nafs tidak dapat menangkap kilauan cahaya yang bersinar dari balik kegelapannya.
Keterkaitan antara ruh, qalb, dan nafs juga dijelaskan oleh Djawad Dahlan (1999) sebagai berikut.
Di dalam nafs ada qolbu -sebagai sentral ruh- yang berisi sifat-sifat Allah, ilham moralitas, serta bibit iman, juga ada hawa yang merupakan dorongan-dorongan hasrat kebinatangan. Maka nafs harus dikendalikan jangan sampai didominasi oleh hawa (Qs: Al-Naziat: 40). Adapun ruh pada manusia merupakan kemampuan memahami pesan/ajaran/konsep yang secara ringkas disebut kesadaran.

Minggu, 01 Mei 2011

Khalifah

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 30
Oleh: Mohamad Erihadiana

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Makna Khalifah menurut Bahasa
Khalifah berasal dari kata khalafa. Menurut Ibn al-Manzhur (Lisân al-‘Arab, I/882, 883, pasal Khalafa), Istakhlafa fulân min fulân (Seseorang mengangkat si fulan), artinya ja'alahu makanahu (Ia menetapkan Fulan menduduki posisinya). Khalafa fulân[un] fulân[an] idzâ kâna khalîfatuhu (Fulan menggantikan si fulan jika dia adalah khalifah (pengganti)-nya). Dikatakan, Khalaftu fulân[an] (Aku menggantikan fulan); akhlufuhu takhlîfan (Aku menggantikannya sebagai pergantian); Istakhlaftuhu ana ja’altuhu khalîfati wa astakhlifuhu (Aku mengangkatnya, aku menetapkan sebagai penggantiku dan aku mengangkatnya).
Jadi, menurut bahasa, khalîfah adalah orang yang mengantikan orang sebelumnya; pengganti yang menggantikan umat atau pemimpin terdahulu; menggantikan malaikat untuk mengurus bumi atau mendapat amanah dari Allah untuk mengelola bumi. Imam Sibawaih mengatakan, khalîfah jamaknya khalâ’if, sedangkan.menurut Imam Ath-Thabari khalifah jamaknya adalah khulafâ’. Makna bahasa inilah yang menjadi alasan mengapa as-sulthân al-a‘zham (penguasa besar umat Islam) disebut sebagai khalifah, karena dia menggantikan penguasa sebelumnya, lalu menggantikan posisinya (Tafsir Ath-Thabari, I/199).

Khalifah di dalam al-Quran
Al-Quran menyebut kata khalîfah dalam bentuk tunggal terulang dua kali yaitu dalam Al-Baqarah ayat 30 dan Shad ayat 26. Sedangkan bentuk plural/jamaknya terdiri dari dua bentuk, yaitu: (a) Khalaif yang terulang sebanyak empat kali, yakni pada surah Al-An'am 165, Yunus 14, 73, dan Fathir 39. (b) Khulafa' terulang sebanyak tiga kali pada surah Al-A'raf 7:69, 74, dan Al-Naml 27:62. Keseluruhan kata tersebut berakar dari kata khulafa' yang pada mulanya berarti "di belakang". Dari sini, kata khalifah seringkali diartikan sebagai "pengganti" (karena yang menggantikan selalu berada atau datang di belakang, sesudah yang digantikannya).
Al-Raghib Al-Isfahani, dalam Mufradat li Alfaz Al-Qur'an, menjelaskan bahwa menggantikan yang lain berarti melaksanakan sesuatu atas nama yang digantikan, baik bersama yang digantikannya maupun sesudahnya. Lebih lanjut, Al-Isfahani menjelaskan bahwa kekhalifahan tersebut dapat terlaksana akibat ketiadaan di tempat, kematian, atau ketidakmampuan orang yang digantikan, dan dapat juga akibat penghormatan yang diberikan kepada yang menggantikan.

Munasabah
Nabi Daud a.s. sebagaimana diceritakan oleh al-baqarah 251, sesudah berhasil membunuh jalut:

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.

Dalam Qs. Shad ayat 26, kemudian Allah Berfirman:
Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.

Berdasarkan dua ayat tersebut, kekhalifahan yang dianugerahkan kepada Daud a.s. bertalian dengan kekuasaan mengelola wilayah tertentu. Hal ini diperolehnya berkat anugerah Ilahi yang mengajarkan kepadanya al-hikmah dan ilmu pengetahuan. Makna "pengelolaan wilayah tertentu", atau katakanlah bahwa pengelolaan tersebut berkaitan dengan kekuasaan politik, dipahami pula pada ayat-ayat yang menggunakan bentuk khulafa’ (Perhatikan Al-A'raf 7:69, 74, dan Al-Naml 27:62).
Berbeda dengan kata khala'if, yang tidak mengesankan adanya kekuasaan semacam itu, sehingga pada akhirnya kita dapat berkata bahwa sejumlah orang yang tidak memiliki kekuasaan politik dinamai oleh Al-Quran khala'if; tanpa menggunakan bentuk mufrad (tunggal). Tidak digunakannya bentuk mufrad untuk makna tersebut agaknya mengisyaratkan bahwa kekhalifahan yang diemban oleh setiap orang tidak dapat terlaksana tanpa bantuan orang lain, berbeda dengan khalifah yang bermakna penguasa dalam bidang politik itu. Hal ini dapat mewujud dalam diri pribadi seseorang atau diwujudkannya dalam bentuk otoriter atau diktator.
Ditemukan persamaan-persamaan Al-Baqarah ayat 30, yang menggunakan kata khalifah untuk Adam as., dengan ayat yang membicarakan Daud a.s., baik persamaan dalam redaksi maupun dalam makna dan konteks uraian. Adam juga dinamai khalifah. Beliau, sebagaimana Daud, juga diberi pengetahuan --Wa 'allama Adam al-asma' kullaha-- yang kekhalifahan keduanya berkaitan dengan Al-Ardha: Inni ja'il fi al-ardhi khalifah (Adam) dan Ya Daud inna Ja'alnaka khalifatan fi al-ardh (Daud).
Adam dan Daud keduanya digambarkan oleh Al-Quran sebagai pernah tergelincir tetapi diampuni Tuhan. (Baca masing-masing QS 2: 36, 37, dan QS 38:22-25).

Kesimpulan
1. Kata khalifah digunakan oleh Al-Quran untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik luas maupun terbatas. Dalam hal ini Daud (1000-947 S.M.) mengelola wilayah Palestina, sedangkan Adam secara potensial atau aktual diberi tugas mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa sejarah kemanusiaan.
2. Bahwa seorang khalifah berpotensi, bahkan secara aktual, dapat melakukan kekeliruan dan kesalahan akibat mengikuti hawa nafsu. Karena itu, baik Adam maupun Daud diberi peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu. (Baca QS 20:16, dan QS 38:26).
3. Pengangkatan Adam sebagai khalifah dijelaskan oleh Allah dalam bentuk tunggal inni (sesungguhnya Aku) dan dengan kata ja'il yang berarti akan mengangkat. Sedangkan pengangkatan Daud dijelaskan dengan menggunakan kata inna (sesungguhnya Kami) dan dengan bentuk kata kerja masa lampau ja'alnaka (Kami telah menjadikan kamu). Wallahu ’alam bis Shawab