Rabu, 16 Maret 2011

Pendidikan untuk Menerbangkan Potensi Ruhani
Oleh: Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd

Menurut al-Ghazali salah satu fungsi pendidikan adalah untuk syiar Islam, memelihara kesucian jiwa, dan taqarrab ila Allah. Pendidikan adalah usaha untuk membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, dan menyucikan hati agar dekat dengan Sang Khaliq yaitu Allah Swt. Pemikiran tersebut didasarkan pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang mulia. Kesempurnaan manusia terletak pada kesucian hatinya. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya berupaya memelihara kesucian rohani melaui upaya meningkatkan kemampuan intuitif (al-hadsiyah), ilham dan cita-rasa (al-zawqiyah). Caranya dengan berupaya menajamkan qalbu melalui proses tazkiyat al-nafs (penyucian jiwa)
Al-Quran memberikan isyarat bahwa tazkiyat al-nafs dilakukan melalui pendidikan atau pembelajaran sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah/2: 129; Alu-Imran/3: 164; al-Jumuah/62: 2.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana (Qs al-Baqarah/2: 129).
Menilik makna ayat tersebut, maka Pendidikan seharusnya kaya dengan muatan-muatan rohani yang mengarahkan jiwa peserta didik kepada Allah Swt., sehingga melahirkan manusia yang memiliki jiwa yang suci (al-nafs al-zakiyyah). Hanya sayang para guru belum sepenuhnya menyadari arti penting penanaman keimanan yang kuat melalui pendidikan, kebutuhan jiwa yang sehat, dan pentingnya praktik-praktik keagamaan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kebanyakan para pendidik lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan kurang memperhatikan pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Lebih parah lagi ketika nilai-nilai rohani (spiritual), akhlak, dan kesucian jiwa dalam praktik pendidikan di sekolah seringkali hanya dianggap pantas untuk mata pelajaran agama Islam, padahal nilai-nilai spiritual seharusnya terkandung pada semua mata pelajaran. Bukankah tujuan pendidikan sesuai dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang pertama adalah menjadikan murid sebagai manusia yang beriman dan bertakwa?
Rasulullah SAW mengajarkan doa agar Allah SWT memberikan jiwa yang takwa dan suci melalui sabdanya,
“Ya Allah berikanlah kepadaku jiwa yang bertakwa dan jiwa yang bersih karena Engkau adalah sebaik-baik yang menyucikan jiwa dan Engkau adalah pelindung dan penolong jiwa”.

Wallahu ‘alam bisshawab

Jumat, 11 Maret 2011

RIHLAH RUHYAH

MENGENAL TRAINING “RIHLAH RUHYAH”
Oleh: Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd


Rihlah Ruhyah adalah pelatihan ruhani yang dilakukan pertama kali pada tahun 2005 sampai sekarang, telah diselenggarakan di berbagai tempat, dari mulai SD hingga perguruan tinggi di Bandung dan sekitarnya. UPI, UIN, UNPAD adalah tiga PT yang pernah mengundang tim rihlah ruhyah, bahkan pernah ditawari untuk tampil di Cirebon, hanya karena faktor kesibukan dan padatnya jadwal tawaran dari IAIN Cirebon tersebut terpaksa tidak disanggupi. Selain di lembaga pendidikan formal, pelatihan yang bernama rihlah ruhyah ini juga seringkali menjadi pilihan untuk disampaikan di masjid-masjid, majelis taklim, keluarga besar, perusahaan, dan alumni haji.
Sebagai sebuah pelatihan yang sarat dengan aspek ruhani dan sentuhan emosi, rihlah ruhyah terkadang disalah pahami (terutama oleh orang yang tidak memahami kajian qalb atau ruh) sebagai pelatihan sia-sia yang hanya membuat peserta menangis kemudian histeris hingga ada yang “kesurupan”. Tetapi kenyataan menunjukkan lain, dari 16.000 orang yang pernah mengikuti pelatihan ini rata-rata mendapatkan pengalaman dan peristiwa yang berbeda dan sulit dilupakan dalam kehidupan mereka. Terlebih hal itu sudah dibuktikan lewat penelitian yang mengangkat kajian rihlah ruhyah baik skripsi di UIN SGD Bandung dan menjadi bahan tesis serta disertasi doktoral. Selain itu, memang gagasan rihlah ruhyah tidak begitu saja dibuat tetapi didasari oleh alasan-alasan keilmuan yang logis dan empiris selain tentu saja berdasarkan kajian dalil (Quran-Hadits) yang kuat.
Sederhananya, rihlah ruhyah dapat diartikan sebagai perjalan ruhani, sebuah upaya untuk meningkatkan kecerdasan ruhani. Melakukan muhasabah (evaluasi diri) dan tafakkur sebagai media penting dalam upaya pencapai jiwa yang suci (al-nafs al-zakiyah) atau jiwa yang tenang (al-nafs al-muthmainnah). Inilah tahap takhalli (pengosongan diri) yang harus ditindaklanjuti dengan tahap penghiasan diri dengan ketaatan dan amal shaleh (tahalli). Pelatihan rihlah ruhyah menawarkan sesuatu yang berbeda, dengan bantuan multimedia materi-materi seperti zikir, ma’rifatullah (mengenal Allah), ma’rifat al-insan (mengenal manusia), zikr al-maut (mengingat mati), dan birr al-walidain (berbuat baik kepada orang tua), dikemas sedemikian rupa sehingga kaya dengan sentuhan ruhani dan sentuhan afeksi.
Terakhir, walaupun rihlah ruhyah ini sudah sering dilakukan di banyak tempat, namun karena sedikitnya bahan kajian dan sumber daya manusia untuk pengembangan, maka masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam pelatihan rihlah ruhyah ini. Tak ada gading yang tak retak, maka pantaslah jika pengakuan tentang kekurangan rihlah ruhyah ini harus diakui. Hanya kepada Allah-lah diserahkan semua urusan dari kita, manusia yang bodoh, lemah dan fakir ini.
BIODATA
Nama Lengkap : Dr. Mohamad Erihadiana, M.Pd
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 13 Juli 1973
Pekerjaan : Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Alamat : Bumi Cipacing Permai Blok I. 14 Jatinangor
Status : Menikah
Pendidikan Formal
1. SDN Tilil 2 Bandung, Lulus Tahun 1985
2. SMPN 7 Bandung, Lulus Tahun 1988
3. SMAN 14 Bandung, Lulus Tahun 1991
4. Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Bandung Tahun 1996.
5. Magister (S-2) Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung Tahun 2005.
6. Doktor (S-3) Program Studi Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2009.
Pendidikan Nonformal
1. Madrasah Diniyah Wustha Al-Ahkam Lulus Tahun 1989
2. Madrasah Diniyah ‘Ulya Al-Ahkam Lulus tahun 1991
Riwayat Pekerjaan
1. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2010-sekarang).
2. Dosen STKIP Al-Bana Bekasi (1996-1998).
3. Dosen Pascasarjana Manajemen Pendidikan Sekolah Tinggi Manajemen (STM) IMNI Jakarta (2009-2010)
4. Guru SMA PGII 1 Bandung (1997-sekarang)
5. Guru SMPN 1 Jatigede Sumedang (1998-2002)
6. Guru SMPN 1 Cimanggung (2002-2009).
Pengalaman Berorganisasi
1. Bidang Diklat BKPRMI Kotamadya Bandung (1995-1998)
2. Bidang Organisasi dan Keanggotaan ADPISI (Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam) Kota Bandung (2007-2011).
3. Pembina FIRDAUS (Forum Silaturahmi Dakwah untuk Sekolah) Bandung (2000-sekarang).
4. Bendahara RW XVII Bumi Cipacing Permai (2006-2010)
5. Ketua DKM Akhlaqul Muhajirin Bumi Cipacing Permai (2008-2011)
6. FIRDAUS (Forum Siilaturahmi dan Dakwah untuk Sekolah)
Kursus/Pelatihan dan Aktivitas Lain
1. 2001: Computer Database and Internet Training
2. 2004: TOEFL Course
3. 2004: In House Training Kurikulum Berbasis Kompetensi
4. 2005-Sekarang: Trainer Rihlah Ruhiyah ( Pelatihan Spiritual)
5. Pengisi ceramah, khutbah, dan Majelis Taklim di wilayah Kota Bandung, Kab. Bandung, dan Sumedang.